ISLAM DAN EKONOMI
Oleh : Syahmiruddin Pane,S.Sos, M.A.
A. PENDAHULUAN
Alquran dan Hadis Rasulullah Saw merupakan sumber
tuntunan hidup bagi kaum Muslimin untuk menjalani kehidupan di dunia dan untuk
mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Alquran dan Hadis sebagai
penuntun memiliki daya jangkau yang luas, meliputi segenap aspek kehidupan Umat
manusia. Salah satu bukti bahwa Alquran dan Hadis tersebut mempunyai daya
jangkau yang luas dapat dilihat dari segi teksnya yang selalu tepat untuk
diimplikasikan dalam kehidupan nyata. Misalnya dalam bidang perekonomian, sejak
awal Allah SWT tidak hanya menyuruh kita salat dan puasa saja, tetapi juga
mencari nafkah secara halal.
Krisis moneter melanda dimana-mana, tak terkecuali di Negeri
kita tercinta ini. Para ekonom dunia sibuk mencari sebab-sebabnya dan berusaha
sekuat tenaga untuk memulihkan perekonomian di negaranya masing-masing. Krisis
ekonomi telah menimbulkan banyak kerugian, meningkatnya pengangguran,
meningkatnya tindak kejahatan dan sebagainya. Sistem ekonomi kapitalis dengan
sistem bunganya diduga sebagai penyebab terjadinya krisis. Sistem ekonomi Islam
mulai dilirik sebagai suatu pilihan alternatif, dan diharapkan mampu menjawab
tantangan dunia di masa yang akan datang. Alquran telah memberikan beberapa
contoh tegas mengenai masalah-masalah ekonomi yang menekankan bahwa ekonomi
adalah salah satu bidang perhatian Islam.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
1. Islam
Dasar-dasar dan pokok-pokok7a~aran Islam adalah penting dan tidak bisa
dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Pada hakekatnya dasar-dasar
ajaran Islam membicarakan kerangka umum dari ajaran Islam. Jika Islam
diibaratkan sebuah bangunan, dengan melihat dasar-dasar ajaran Islam orang
sudah bisa mengetahui bagaimana bentuk bangunan Islam yang utuh. Adapun yang
menjadi dasar-dasar ajaran Islam yaitu: Aqidah, Syariah, Akhlaq dan Jihad.[1]
Nomor dasar Islam di bidang ekonomi dapat diungkapkan dalam doa
sehari-hari:
Artinya:
"Ya Tuhan kami,
berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami
dari siksa neraka".(Al-Baqarah{2}: 201)[2]
Selain dasar-dasar dan pokok-pokok ajaran Islam, ada juga
karakteristik-karakteristik yang membahas tentang ciri-ciri khas ajaran Islam,
sehingga Islam menjadi suatu al-din (agama) yang memiliki keistimewaan
dan kelebihan serta menjadikannya berbeda dengan Agama-Agama,
kepercayaan-kepercayaan dan konsep-konsep hidup. Jika orang-orang Muslim tidak
memiliki wawasan tentang ciri-ciri khas umum ajaran Islam, maka tidak kecil
kemungkinan orang tersebut bisa terjebak pada persepsi yang keliru terhadap
ajaran Islam. Bahkan lebih dari itu, ia bisa terperosok kedalam pelaksanaan
ajaran Islam yang ada.[3]
Adapun yang menjadi karakteristik-karakteristik umum dari ajaran Islam
adalah:
1.
Shafaa'u Al-Aqidah
(Kebersihan Aqidah)
Seluruh rangkaian ajaran Islam bertumpu pada landasan
yang kuat yaitu Aqidah Al-Islamiah.
Aqidah ini diawali dengan suatu keyakinan terhadap adanya Allah sebagai
pencipta, pemilik, pemelihara alam semesta ini. Dan kepercayaan bahwa Dia
adalah Dzat Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Oleh karena itu, esensi Aqidah Islamiah
terangkum dalam kalimat “ ﷲُ
ﺇﻻﱠ ﺇﻟٰﻪَ ﻻَ
” yang artinya tidak
ada tempat mengabdi kecuali Allah.
2.
Al-Syumul (menyeluruh)
Islam merupakan ajaran yang menyeluruh baik dari segi
masa berlakunya, Umat dan wilayah yang menjadi sasaran jangkauan ajaran Islam
maupun muatan yang terkandung di dalamnya. Pengertian menyeluruh dari segi masa
berlakunya Islam ialah ajaran Islam berlaku untuk seluruh zaman dan setiap
generasi.
Sedangkan pengertian Islam menyeluruh dari segi Umat dan
wilayah yang menjadi jangkauan sasaran ajaran Islam ialah bahwa ajaran Islam
ditujukan untuk seluruh Umat manusia. Adapun maksud dari pernyataan bahwa Islam
itu menyeluruh dari segi muatan yang terkandung di dalamnya adalah bahwa isi
ajaran Islam meliputi seluruh aspek dan sisi-sisi kehidupan manusia. Islam
menata dan mengajarkan mulai dari masalah manusia yang paling kecil hingga
urusan manusia yang berskala besar. Dari urusan yang bersifat individu, maupun
masyarakat serta yang bersifat kenegaraan, dari segi ekonomi, sosial, budaya,
pendidikan, ideologi serta pertahanan dan keamanan (jihad).
3.
Al-Tawazun
Bila kita perhatikan alam semesta ciptaan Allah SWT dengan segala isinya
maka seluruhnya tampak seimbang dan harmonis. Diantaranya, dengan terdapatnya
sejumlah ciptaan Allah yang berpasng-pasangan, ada malam dan ada siang, ada
gelap dan ada cahaya, ada panas dan ada dingin, ada air dan ada api, begitu
pula Allah menciptakan laki-laki dan perempuan sebagai pasangan. Harmonisnya Islam
juga tampak dalam wujud bagaimana Islam memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan
akal dengan tidak mengabaikan satupun. Demikian juga
dalam hal menyeimbangkan kepentingan individu dan masalah umum.
2. Ekonomi
Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, ataupun masyarakat secara
keseluruhan akan selalu menghadapi persoalan-persoalan yang bersifat ekonomi,
yaitu persoalan yang menghendaki seorang ataupun suatu masyarakat membuat
keputusan tentang cara yang baik untuk melakukan kegiatan ekonomi.[4]
Ilmu ekonomi lahir sebagai sebuah disiplin ilmiah setelah berpisahnya aktivitas
produksi dan konsumsi. Ekonomi merupakan aktivitas yang boleh dikatakan sama
halnya dengan keberadaan manusia dimuka bumi ini, sehingga kemudian timbul
motif ekonomi, yaitu keinginan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Prinsip ekonomi adalah langkah yang dilakukan manusia dalam memenuhi
kebutuhannya dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil yang maksimal.[5]
Defenisi yang dikemukakan oleh Alfred
Marshall yang dikutip oleh Richard G
Lipsey dalam buku yang ditulis oleh A.
Qodri Azizy mengemukakan bahwa “Economics is The Study Of The Use Of Scarce
Resources To Satisfy Unlimited Human Wants”, yang artinya ilmu ekonomi
adalah study mengenai penggunaan sumber daya yang jarang untuk memuaskan
keinginan manusia yang tidak terbatas. Defenisi lain disebutkan bahwa “Economics
Is a Study Of Mankind In The Ordinary Business Of Life”, yang artinya
ilmu ekonomi adalah study orang dalam kebiasaan hidup bisnis yang biasa
berjalan.[6]
Sedangkan ekonomi konvensional didefenisikan sebagai ilmu sosial yang membahas
problem mengenai penggunaan atau pengaturan sumber daya yang terbatas untuk
memperoleh pemenuhan terbesar dan secara maksimum dari kebutuhan manusia yang
tidak terbatas.
Dari tiga defenisi
diatas jelaslah bahwa ekonomi konvensional atau sekuler sama sekali tidak
mengaitkan studi yang dilakukan dalam kerangka ilmu ekonomi dengan keberadaan
Tuhan, termasuk syariah-Nya. Jadi jelaslah ilmu ekonomi konvensional disini
identik dengan ekonomi sekuler yang dengan jelas pula ada perbedaan mendasar
antara ekonomi jenis ini dengan ekonomi yang berpegang pada syariah Allah SWT.
C.
HUBUNGAN ISLAM
DENGAN EKONOMI
Ekonomi
Islam dibangun atas dasar Agama Islam, karena itu akan merupakan bagian tak
terpisahkan dari Agama Islam. Bangunan ekonomi Islam didasarkan atas lima nilai
universal, yaitu : Tauhid (Keimanan), ‘Adl (Keadilan), Nubuwwah (Kenabian),
Khilafah (Pemerintahan), Ma'ad
(Hasil). Nilai-nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk membangun teori-teori ekonomi
Islam.[7] Untuk memahami hubungan
antara Agama Islam dan perilaku ekonomi maka harus dipelajari bidang dan
lingkup masing-masing. Islam mendefenisikan Agama bukan hanya berkaitan dengan
spiritualitas atau ritualitas, namun Agama merupakan serangkaian keyakinan,
ketentuan dan peraturan serta tuntunan moral bagi setiap aspek kehidupan
manusia. Islam memandang Agama sebagai suatu jalan hidup yang melekat pada
setiap aktivitas kehidupan, baik ketika manusia melakukan hubungan ritual
dengan Tuhan maupun ketika manusia berinteraksi dengan sesama manusia atau alam
semesta.
Sedangkan ekonomi secara umum didefenisikan sebagai hal
yang mempelajari prilaku manusia yang menggunakan sumber daya yang langka untuk
memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan manusia. Dengan demikian, ekonomi merupakan suatu bagian dari Agama. Islam memandang
aktivitas ekonomi secara positif. Semakin banyak manusia terlibat dalam aktivitas
ekonomi maka semakin baik, sepanjang tujuan dari prosesnya sesuai dengan ajaran
Islam. Ruang lingkup ekonomi meliputi suatu bidang prilaku manusia terkait
dengan konsumsi, produksi, dan distribusí.
Islam sebagai suatu Agama yang disahkan pada ajaran kitab
Alquran dan Hadis, memberikan banyak contoh ajaran ekonomi, baik pada masa awal
Islam diturunkan bahkan sampai sekarang. Sebagai contoh, pada masa Ibrahim a.s., Islam telah mengajarkan
untuk berderma. Pada masa Shu’aib a.s.,
Islam mengajarkan agar manusia berbuat adil dalam memberikan takaran, menimbang
dengan benar dan tidak merugikan orang lain. Tepatilah ketika kamu manakar dan jangan sampai kamu menjadi orang-orang
yang merugi. Timbanglah dengan timbangan yang tepat. Jangan kamu rugikan
hak-hak orang (lain) dan janganlah berbuat jahat dan menimbulkan kerusakan di muka
bumi.[8]
D. KEGIATAN EKONOMI DALAM
PANDANGAN ISLAM
Kegiatan ekonomi dalam pandangan Islam merupakan tuntunan
kehidupan. Islam memposisikan kegiatan ekonomi sebagai salah satu aspek penting
untuk mendapatkan kemuliaan (falah),
dan karenanya kegiatan ekonomi sebagaimana kegiatan lainnya perlu dituntun dan
dikontrol agar berjalan seirama dengan ajaran Islam. Kegiatan ekonomi merupakan
bagian dari mu'amalah dan harus didasarkan atas aqidah yang benar, sehingga
menghasilkan kegiatan ekonomi yang berakhlaq atau bermoral. Kegiatan ekonomi hanya
akan mampu membawa kepada falah selama dilaksanakan berdasarkan
aqidah Islam dan diwarnai dengan moral Islam.[9]
Dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah, Rasulullah Saw mengemukakan, "Berusahalah untuk memperoleh kehidupan dengan cara yang halal, merupakan
suatu kewajiban sesudah kewajiban salat". Allah juga berfirman. "Kami jadikan siang untuk mencari
penghidupan". (QS. An-Naba' {78}:11)[10]
Berdasarkan ungkapan Alquran dan Hadis tersebut jelas
menunjukkan bahwa harta (kekayaan materi) merupakan bagian yang sangat penting
dalam kehidupan kaum muslimin. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Islam
tidak menghendaki umatnya hidup dalam ketertinggalan dan keterbelakangan
ekonomi. Islam juga tidak menghendaki pemeluknya menjadi miskin ekonomi yang melahirkan
budaya materialisme. Kegiatan ekonomi dalam Islam tidak semata-mata bersifat
materi saja, tetapi lebih dari itu.
Dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dikemukakan "Demi
Allah, aku tidak mengkhawatirkan kemiskinanmu, tetapi lebih mengkhawatirkan
akan kemewahan duniawi yang kamu peroleh. Lalu kamu saling berlomba mengadakan
persaingan diantara sesama sebagaimana telah dilakukan oleh orang-orang sebelum
kamu dan telah diberikan kemewahan juga. Hal itu akan membinasakan kamu
sebagaimana ia telah membinasakan mereka". Allah juga berfirman dalam Alquran:
"Siapa yang menghendaki keuntungan
duniawi saja, maka kami berikan keuntungan itu kepadanya, dan dia tidak akan
mendapatkan apapun di akhirat kelak".(QS.Al-Syura {42}:20)[11]
E. ATURAN-ATURAN PERMAINAN
EKONOMI ISLAM
Dalam menjalankan kehidupan ekonomi, Allah SWT telah
menetapkan aturan-aturan dan batasan-batasan tertentu terhadap prilaku manusia
sehingga menguntungkan satu individu tanpa mengorbankan hak-hak individu
lainnya. Berlakunya aturan-aturan ini membentuk lingkungan dimana
para individu melakukan kegiatan ekonomi mereka. Oleh karena itu, telah
ditetapkan aturan-aturan tertentu yang mengatur dan menentukan bentuk dan
intensitas kegiatan-kegiatan manusia dalam memperoleh kekayaan. Hal ini begitu
dibatasi sehingga serasi dengan kedamaian dan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan. Pada tahap manapun tidak ada kegiatan ekonomi yang bebas dari
beban pertimbangan moral.
Dalam kitab suci Alquran dikatakan: "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Karena
sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu". (QS.
Al-Baqarah {2} : 168)[12] Aturan-aturan itu
bersumber pada kerangka konseptual masyarakat dalam hubungannya dengan kekuatan
tertinggi (Tuhan), kehidupan, sesama manusia didunia, sesama makhluk dan tujuan
akhir manusia.
Beberapa aturan-aturan dalam pandangan ekonomi Islam
antara lain:
$ Alam semesta, termasuk manusia, adalah milik Allah SWT
$ Allah telah menetapkan batas-batas tertentu terhadap prilaku manusia
sehingga menguntungkan hak-hak individu-individu lainnya
$ Semua manusia tergantung pada Allah
$ Status Khalifah atau pengemban amanah Allah berlaku umum bagi semua manusia
$ Individu-individu memiliki kesamaan dalam harga dirinya sebagai manusia
$ Individu-individu memiliki kesamaan dalam harga dirinya sebagai manusia
$ Dalam Islam, bekerja dikenal sebagai kebaikan, dan kemalasan dikenal
sebagai kejahatan
$ Kehidupan adalah proses dinamis menuju peningkatan
$ Jangan membikin mudharat (kesulitan) dan jangan ada mudharat
$ Suatu kebaikan dalam perangkat kecil jelas dirumuskan[13]
F. PERBEDAAN DASAR SISTEM
EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL
Berbicara tentang Islam, ekonomi Islam dan sistem ekonomi
konvensional tidak bisa dilepaskan dari perbedaan pendapat mengenai
halal-haramnya bunga yang oleh sebagian Ulama dianggap sebagai riba yang
diharamkan oleh Alquran. Manfaat uang dalam berbagai fungsí baik sebagai alat
penukar, alat penyimpan kekayaan dan pendukung peralihan dari sistem barter ke
sistem perekonomian uang, oleh para penulis Islam telah diakui, tetapi riba
mereka sepakati sebagai konsep yang harus dihindari dalam perekonomian.
Sistem bunga dalam perbankan (rente stelsel) mulai diyakini oleh sebagian ahli sebagai faktor
yang mengakibatkan semakin buruknya situasi perekonomian dan sistem bunga
sebagai faktor penggerak investasi dan tabungan dalam perekonomian Indonesia,
sudah teruji bukan satu-satunya cara terbaik mengatasi lemahnya ekonomi rakyat.
Larangan riba dalam Islam bertujuan membina suatu bangunan ekonomi yang
menetapkan bahwa modal itu tidak dapat bekerja dengan sendirinya, dan tidak ada
keuntungan bagi modal tanpa kerja dan tanpa penempatan diri pada resiko sama
sekali. Karena itu Islam secara tegas menyatakan perang terhadap riba dan Umat Islam
wajib meninggalkannya (QS. Al-Baqarah {2} : 278), akan tetapi Islam
menghalalkan mencari keuntungan.
Perbedaan dasar antara ekonomi Islam dan konvensional
dapat dilihat dari beberapa sudut, yaitu:
1. Sumber (Epistemology)
Kedudukan sumber yang mutlak yaitu Alquran dan Hadis menjadikan Islam
sebagai suatu Agama yang istimewa dibandingkan dengan Agama-Agama lain. Alquran
dan Hadis menyuruh kita mempraktekkan ajaran wahyu tersebut dalam semua aspek
kehidupan termasuk soal mu'amalah. Perkara-perkara
mu'amalah dijelaskan didalam wahyu meliputi suruhan dan larangan. Sumber
rujukan untuk manusia dalam semua keadaan termasuk persoalan ekonomi bertujuan
untuk mencapai keseimbangan rohani dan jasmani manusia yang berasaskan Tauhid.
Sedangkan ekonomi konvensional tidak bersumber atau berlandaskan wahyu.
Oleh karena itu, ia lahir dari pemikiran manusia yang bisa berubah berdasarkan
waktu atau masa. Karena itu pakar ekonomi Islam bertujuan untuk mencapai al-falah di dunia dan di akhirat,
sedangkan pakar ekonomi konvensional mencoba menyelesaikan segala permasalahan
yang timbul tanpa ada pertimbangan mengenai soal ke-Tuhan-an dan keakhiratan,
tetapi lebih mengutamakan untuk kemudahan manusia di dunia saja.
2. Tujuan Kehidupan
Tujuan ekonomi Islam membawa kepada konsep al-falah (kejayaan) di dunia dan akhirat, sedangkan ekonomi
konvensional (sekuler) untuk kepuasan di dunia saja. Ekonomi Islam meletakkan
manusia sebagai khalifah di muka bumi ini dimana segala yang ada di bumi dan di
langit diperuntukkan untuk manusia.
Firman Allah SWT
dalam Alquran:
“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan
bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan
perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya), (QS. An-Nahl {16}
: 12), dan Dia (menundukkan pula) apa
yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
mengambil pelajaran”. (QS. An-Nahl {16} :
13)[14]
3. Konsep Harta sebagai
Washilah
Didalam Islam, harta
bukanlah merupakan tujuan hidup tetapi sekedar washilah atau perantara dalam
mewujudkan perintah Allah SWT. Maka dari itu harta bukanlah tujuan utama
kehidupan tetapi adalah sebagai jalan bagi tercapainya ketenangan hidup didunia
dan diakhirat. Ini berbeda dengan ekonomi konvensional yang meletakkan
keduniaan sebagai tujuan yang tidak mempunyai kaitan dengan Tuhan dan akhirat sama
sekali. Ini sudah tentu berlawanan dengan Islam. Untuk merealisasikan tujuan
hidup menurut aliran konvensional ini, mereka membentuk sistem-sistem yang
mengikuti selera nafsu mereka guna memuaskan kehendak material mereka semata.
Oleh karena itu, sistem konvensional mempunyai tujuan keuntungan tanpa
memperdulikan nilai wahyu, dan mengutamakan kepentingan individu atau golongan
tertentu serta menindas golongan atau individu yang lemah dan berprinsip siapa
kuat dialah yang berkuasa.
G. PENUTUP
Dasar-dasar dan pokok-pokok ajaran Islam adalah penting
dan tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Adapun yang
menjadi dasar-dasar ajaran Islam yaitu: Aqidah,
Syariah, Akhlaq dan Jihad.
Selain dasar-dasar dan pokok-pokok ajaran Islam, ada juga karakteristik- karakteristik
umum ajaran Islam yang membahas tentang ciri-ciri khas ajaran Islam, sehingga Islam
menjadi suatu al-din (agama) yang memiliki keistimewaan dan kelebihan serta
menjadikannya berbeda dengan Agama-Agama.
Kegiatan ekonomi dalam pandangan Islam merupakan tuntunan
kehidupan. Islam memposisikan kegiatan ekonomi sebagai salah satu aspek penting
untuk mendapatkan kemuliaan (falah),
dan karenanya kegiatan ekonomi sebagaimana kegiatan lainnya perlu dituntun dan
dikontrol agar berjalan seirama dengan ajaran Islam. Perbedaan dasar antara
ekonomi Islam dan konvensional dapat dilihat dari beberapa sudut, yaitu: Sumber (Epistemology), Tujuan Kehidupan dan
Konsep Harta sebagai Washilah.
DAFTAR PUSTAKA
Qadri, Azizy A.
Membangun Pondasi Ekonomi Umat, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2004).
Departemen Agama
RI, Alquran dan Terjemahannya, (Surabaya: Mega Jaya Abadi,2007).
Kamal, Mustafa, Wawasan Islam dan
Ekonomi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
1997).
Karim,
Adiwarman A. Ekonomi Mikro Islami,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008).
Lubis, Suhrawardi
K. Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta:
Sinar Grafika,2004).
Mannan, M.A. Teori dan Praktek
Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa,1997).
Nasution,
Mustafa Edwin,dkk. Pengenalan Eksklusif
Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana,2007).
P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008).
Saleh, H.E. Hassan (Editor), Kajian
Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008).
Sukirno, Sadono, Mikro Ekonomi Teori
dan Praktek, (Jakarta: PT Gara Grafindo Persada, 2006).
http://www.uin
malang.ac.id
[1] Mustafa kamal, Wawasan Islam dan Ekonomi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 1997) hal,3-9.
[2] H.E. Hassan Saleh (Editor), Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer,
(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), hal.377.
[3] Mustafa kamal, Wawasan Islam dan Ekonomi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 1997) hal,11.
[4] Sadodo Sukirno, Mikro Ekonomi Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Gara Grafindo
Persada, 2006), hal.4.
[5] http://www.uin
malang.ac.id
[6] A. Qadri Azizy, Membangun Pondasi Ekonomi Umat, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2004), hal.189.
[7] Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
hal.34.
[8] P3EI, Ekonomi
Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 14.
[9] P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 16.
[10] Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,2004), hal.1-2.
[11] Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar
Grafika,2004), hal.3.
[12] M.A. Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima
Yasa,1997), hal.22.
[13] Mustafa Edwin Nasution,dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam,
(Jakarta: Kencana,2007), hal.3-7.
[14] Departemen Agama RI, Alquran dan
Terjemahannya, (Surabaya: Mega Jaya Abadi,2007).
BEDJO LAPTOP MALANG
BalasHapusJual Laptop second/bekas murah berkualitas !
Harga terjangkau untuk kantong mahasiswa !
-LAPTOP BEKAS BERKUALITAS
-SPAREPART ORIGINAL (HARDDISK, RAM, ADAPTOR,DLL)
HANYA KAMI YANG BERANI MEMBERIKAN GARANSI UANG KEMBALI !!!
kami jg terima jasa service laptop dgn waktu pengerjaan yg CEPAT dan MURAH !!! BISA DIBUKTIKAN LANGSUNG KE TOKO KAMI.
KATALOG:
www.bedjolaptop.blogspot.com
FB: bedjo laptop malang
FP: Bedjo Laptop
IG: bedjolaptop
twitter: @bedjo_laptop
BEDJO LAPTOP MALANG.
SMS/CALL/WA 086736808256
BBM 7EDABC1C